Ilmu dan Pemahaman

iklan banner

Sabtu, 27 Mei 2023

KRONOLOGI ATAU SEJARAH TURUNNYA AL-QUR'AN




Al-Qur'an, kitab suci agama Islam, diyakini oleh umat Muslim sebagai wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril selama periode 23 tahun. Berikut ini adalah kronologi atau sejarah turunnya Al-Qur'an:


  1. Awal Wahyu: Wahyu pertama diterima oleh Nabi Muhammad pada tahun 610 Masehi ketika ia berada di gua Hira di Gunung Nur di luar kota Mekah. Malaikat Jibril muncul di hadapannya dan menyampaikan perintah untuk membaca. Inilah awal dari wahyu-wahyu yang kemudian menjadi Al-Qur'an.
  2. Penyampaian Wahyu: Selama periode berikutnya, wahyu-wahyu Al-Qur'an disampaikan kepada Nabi Muhammad secara bertahap dalam rentang waktu 23 tahun. Wahyu tersebut datang pada berbagai kesempatan dan keadaan, baik saat Nabi sedang berada di Mekah maupun Madinah.
  3. Tahapan Penulisan: Meskipun wahyu-wahyu Al-Qur'an disampaikan secara lisan kepada Nabi Muhammad, dia juga menyuruh para sahabatnya untuk menulis wahyu tersebut dalam bentuk tulisan. Tulisan-tulisan ini disimpan dalam berbagai medium, seperti tulang belulang, potongan kulit, daun palem, dan lainnya.
  4. Pengumpulan dan Pembukuan: Pada masa kekhalifahan pertama, Abu Bakar, terjadi perang yang dikenal sebagai Riddah (penentangan terhadap Islam) di beberapa wilayah Arab. Saat itu, banyak Huffaz (penghafal Al-Qur'an) gugur dalam pertempuran. Khulafaur Rasyidin yang kemudian, Umar bin Khattab, khawatir bahwa jika terus berlanjut, akan terjadi kehilangan ayat-ayat Al-Qur'an. Oleh karena itu, ia mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar untuk mengumpulkan semua fragmen Al-Qur'an yang ada dan menyusunnya menjadi satu mushaf (manuskrip).
  5. Penyusunan Al-Qur'an: Khalifah Abu Bakar menugaskan Zaid bin Thabit, seorang sahabat Nabi yang menghafal Al-Qur'an dan terlibat dalam penulisan wahyu-wahyu tersebut, untuk memimpin proses penyusunan Al-Qur'an. Zaid bekerja dengan teliti dan mengumpulkan semua materi Al-Qur'an yang tersedia, memeriksa keabsahan dan kelengkapan setiap fragmen. Setelah selesai, mushaf Al-Qur'an yang dikumpulkan disimpan dengan cermat dan digunakan sebagai acuan utama untuk reproduksi selanjutnya.
  6. Replikasi dan Penyebaran: Mushaf Al-Qur'an yang disusun oleh Zaid bin Thabit digandakan secara hati-hati dan replikasi dilakukan untuk menjaga keseragaman teks. Salinan-salinan ini kemudian dikirim ke berbagai wilayah di dunia Muslim yang saat itu semakin berkembang.
  7. Penghapusan Salinan yang Salah: Uthman bin Affan, Khalifah ketiga dalam sejarah Islam, memutuskan untuk menyatukan semua salinan Al-Qur'an yang ada ke dalam satu versi standar. Hal ini dilakukan untuk mencegah perbedaan atau keraguan dalam penafsiran teks suci. Uthman memerintahkan salinan-salinan Al-Qur'an yang ada dihapus jika ada kesalahan dalam penyalinan. Mushaf standar yang dihasilkan disebut Mushaf Uthmani dan menjadi acuan utama untuk replikasi selanjutnya.


Sejak saat itu, Al-Qur'an telah diwariskan secara terus-menerus dalam bentuk tulisan dan penghafalan oleh umat Muslim. Teksnya tetap utuh dan tidak mengalami perubahan sejak zaman Nabi Muhammad. Al-Qur'an yang digunakan saat ini oleh umat Muslim di seluruh dunia adalah salinan dari Mushaf Uthmani yang disusun pada zaman Khalifah Uthman bin Affan.


EmoticonEmoticon